Umum

Unik, Warga Bondowoso Bayar Pajak Bumi dan Bangunan dengan Sampah

301
×

Unik, Warga Bondowoso Bayar Pajak Bumi dan Bangunan dengan Sampah

Sebarkan artikel ini
Warga Bondowoso Menimbang Sampah Karton Untuk Membayar PBB

JATIM.IDNZONE.COM – Inovasi unik dilakukan warga Perumahan Istana Bondowoso (Isbon), Kelurahan Badean, Kecamatan Bondowoso. Sejumlah kepala keluarga di kawasan ini membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) menggunakan sampah melalui program bernama Bajak Sawah atau bayar pajak dengan sampah.

Program tersebut diinisiasi warga bersama pengurus Bank Sampah Isbon Ceria. “Sistemnya, warga menabung sampah anorganik sebulan sekali, kemudian dikonversi ke rupiah untuk membayar PBB. Pengurus bank sampah yang mengurus langsung pembayarannya,” jelas Dedi Dwi Yanto, pengurus Bank Sampah Isbon Ceria, Minggu (14/9/2025).

Masyarakat cukup membawa nomor objek pajak (NOP) ke pengurus. Jika hasil tabungan sampah kurang dari nilai PBB, maka dianggap sebagai “utang sampah” yang bisa dilunasi di bulan berikutnya. “Rata-rata PBB mereka di atas Rp50 ribu,” tambah Dedi. Saat ini, sudah ada 60 dari total 100 kepala keluarga di perumahan tersebut yang menjadi nasabah bank sampah.

Sampah anorganik seperti kardus dan botol dihargai Rp1.000–Rp1.500 per kilogram. Dedi menyebut, program ini tak hanya meringankan beban warga, tetapi juga menjadi cara kreatif mengembalikan sampah ke negara dalam bentuk pajak.

Ketua RT 36 RW 07, Rahmat Hidayat atau Hans, menuturkan pengelolaan sampah di lingkungannya sudah berjalan setahun terakhir. Tak hanya untuk bayar pajak, sampah organik juga diolah menjadi produk bernilai tambah. “Sampah organik kami kelola menjadi pupuk organik cair (POC) seharga Rp15 ribu per botol 500 mililiter, dan lilin aromaterapi seharga Rp20 ribu. Lilin aromaterapi ini bahkan sudah dibeli hotel-hotel di Bondowoso,” katanya.

Selain dijual, sebagian pupuk organik juga dipakai oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) perumahan untuk merawat pepaya, sayuran, dan tanaman lain melalui program Kateisme.

READ  Apindo Apresiasi Keputusan Pemerintah Tidak Naikkan Pajak Baru 2026

Edukasi pengelolaan sampah pun mulai dikenalkan ke anak-anak. Seusai kegiatan warga, mereka diajak memilah sampah untuk kemudian dijual ke bank sampah. “Awalnya bukan soal produksi, tapi membiasakan masyarakat mengelola sampahnya sendiri. Harapannya, warga bisa mandiri pangan, pupuk, dan pengelolaan sampah dari hulu ke hilir,” ujar Hans.

Ke depan, warga berharap dukungan pemerintah daerah dalam bentuk edukasi, pelatihan, serta fasilitas tempat pengelolaan. Selama ini, kegiatan bank sampah masih memanfaatkan rumah warga sebagai tempat operasional. (HSI)